Kecerdasan berbasis narasi Al-Qur’an adalah tujuan utama SekolahAdab.ID didirikan hingga kemudian berlanjut ke jenjang SMPAdab.ID saat ini. Dari total 240 Rubu’ Al-Qur’an, maka dalam narasi 6 (enam) tahun pendidikan usia menengah, target di kelas 7 SMP adalah menyelesaikan analisis 40 Rubu’ yakni dari Rubu’ 1 s.d. 40, yang dibingkat kepada proyek utama: Menulis Karya Tadabbur 40 Rubu’ Murid Kelas 7 SMPAdab.ID.
Untuk sampai kepada proyek besar dan mulia ini, tentu dibutuhkan serangkaian proses yang meningkatkan literasi murid, pemahaman, daya nalar dan analisis, pemetaan dalam bentuk mind-map, kemampuan penyampaian public speaking, hingga kemampuan penulisan buku ilmiah, yang keseluruhannya akan membangun kepercayaan dirinya di era kompetisi global abad 21 hari ini. Proses ini dimulai dari penyiapan konten bahan ajar (maddah), dan kemudian dilanjutkan dengan metode ajar (thariqah).
A. Maddah (Bahan Ajar)
Bahan ajar dibuat langsung oleh muaddib/ah dengan tujuan agar setiap muaddib/ah menikmati seluruh proses secara utuh, sehingga ia mampu berbagi motivasi dan kenikmatan kepada murid yang akan melalui proses yang sama. Hikmah berikutnya adalah bahwa muaddib/ah akan lebih percaya diri dalam membawakan bahan ajar yang dibuatnya sendiri dan tentunya menambah keberkahan bagi dirinya berupa bertambah dan menguatnya pemahaman dan mudah-mudahan akan mendorong menguatnya perubahan baik dan pengamalan kebaikan.
Secara umum, detail outline dari Rubu’ 1 s.d. 40 dapat digambarkan sebagai berikut:
Juz 1
Rubu’ 1 (Al-Baqarah 1-25): 3 Sifat Manusia di Dunia
Ayat 1-5: Mukmin
Ayat 6-7: Kafir
Ayat 8-20: Munafik
Rubu’ 2 (Al-Baqarah 26-43): Perumpamaan Hidup dan Janji Allah
Ayat 26: Perumpamaan nyamuk sebagai bukti kebesaran Allah.
Ayat 30-39: Kisah penciptaan Adam dan janji Allah kepada manusia.
Ayat 40-43: Peringatan untuk Bani Israil agar memenuhi janji kepada Allah.
Rubu’ 3 (Al-Baqarah 44-59): Kritik atas Kemunafikan Agama
Ayat 44: Teguran kepada Bani Israil yang menyuruh orang lain berbuat baik, tapi lupa diri sendiri.
Ayat 54-59: Kisah penyembelihan sapi betina dan ujian ketaatan.
Rubu’ 4 (Al-Baqarah 60-74): Kerasnya Hati dan Akibatnya
Ayat 60: Mukjizat air dari batu untuk Bani Israil.
Ayat 61: Keluhan Bani Israil dan turunnya makanan dari langit.
Ayat 63-74: Hati Bani Israil mengeras seperti batu.
Rubu’ 5 (Al-Baqarah 75-91): Pengkhianatan terhadap Kitab Suci
Ayat 75-79: Tuduhan pemalsuan Taurat oleh sebagian Yahudi.
Ayat 80-82: Kesalahan keyakinan “neraka hanya sementara”.
Ayat 83-91: Penolakan mereka terhadap Nabi Muhammad dan Nabi Isa.
Rubu’ 6 (Al-Baqarah 92-105): Hikmah Perubahan Hukum dalam Syariat
Ayat 93: Sikap Bani Israil yang ingkar setelah menerima Taurat.
Ayat 97-98: Malaikat Jibril sebagai pembawa wahyu.
Ayat 106: Konsep nasakh-mansukh (penggantian hukum).
Rubu’ 7 (Al-Baqarah 106-123): Kedaulatan Allah vs. Keinginan Manusia
Ayat 109: Keinginan ahli kitab untuk mengembalikan umat Islam kepada kekafiran.
Ayat 115: Allah Maha Luas, tidak terbatas pada arah kiblat.
Ayat 120: Orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela sampai umat Islam mengikuti mereka.
Rubu’ 8 (Al-Baqarah 124-141): Warisan Spiritual Nabi Ibrahim
Ayat 124: Ujian Nabi Ibrahim dan penetapannya sebagai imam.
Ayat 127-129: Doa Nabi Ibrahim untuk keturunan yang taat.
Ayat 133-141: Nabi Ibrahim bukan Yahudi maupun Nasrani, tetapi hanif (lurus).
Juz 2
Rubu’ 9 (Al-Baqarah 142-157): Ujian Keimanan Melalui Perubahan Kiblat
Kontroversi peralihan kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah (142-145)
Ujian keimanan: kepatuhan vs protes (143-144)
Kabar gembira bagi yang lulus ujian (155-157)
Rubu’ 10 (Al-Baqarah 158-176): Syariat vs Penyimpangan
Legalitas Sa’i antara Shafa-Marwah (158)
Konsekuensi menyembunyikan kebenaran (159-176)
Bahaya riba dan makan harta haram (275-276) [catatan: ini sebenarnya di rubu’ lain]
Rubu’ 40 (An-Nisa 135-147): Konsistensi dalam Keadilan & Ancaman Bagi Munafik
Sifat-sifat orang munafik (142-145)
Perintah adil meski terhadap diri sendiri (135)
Janji pahala bagi yang sabar (146)
Gambaran ini tentu akan dapat disempurnakan di masa berikutnya. Namun, sebagai motivasi untuk kita bersama, Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Jumu’ah ayat 5, agar kita tidak melahirkan generasi yang diibaratkan laksana keledai (himar):
Perumpamaan orang-orang yang dibebani tugas mengamalkan Taurat, kemudian tidak mengamalkannya, adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab (tebal tanpa mengerti kandungannya). Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.
B. Thariqah (Metode Ajar)
Setelah memiliki bahan ajar dasar yang akan menjadikan rujukan bagi seluruh murid, maka selanjutnya adalah metode ajar. Dalam hal ini, perlu diprogramkan bagaimana metode yang paling tepat untuk menjadikan mata pelajaran Analisis Tadabbur ini untuk mencapai tujuan pendidikan berbasis adab yang telah ditetapkan.
Dikarenakan 40 Rubu’ ditargetkan selesai dalam 1 (satu) tahun dengan 30 pertemuan tersedia, maka berarti setiap pekan hendaknya terselesaikan 1 (satu) rubu’. Maka 1 (satu) rubu’ itu ditargetkan selesai dalam waktu 1 (satu) pekan atau 7 (tujuh hari). Praktis setiap hari murid akan tersibukkan dengan mata pelajaran tadabbur ini baik di sekolah maupun di rumah sebagaimana konsep pesantren-full day yang diterapkan.
Pembagian pembelajaran dalam 7 (tujuh) hari tersebut dalam ditulis, sebagai berikut:
Hari Pertama: Muaddib memulai pengadaban dengan melakukan uji awal (pre-test) berupa hafalan ayat dan terjemahan per kata. Kemudian muaddib menyampaikan rangkaian poin-poin inti pelajaran dasar dari sebuah rubu’ meliputi Taujih Rabbani (Arahan Allah SWT), ide, gagasan, motivasi kehidupan, program kehidupan dan korelasi dengan sains sosial dan sains alam yang islami. Dalam proses pengadaban ini, selalu disertai dengan muhasabah apakah diri-diri kita sudah berusaha untuk menginternalisasikan atau mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari atau belum. Pelajaran rubu’ yang disampaikan dibagi pada 3 (tiga) tema besar, dan kemudian dibuka ruang diskusi. Keseluruhan proses di hari pertama ini, didokumentasikan dalam bentuk rekaman video dengan kualitas gambar dan suara yang baik, dan diupload di Telegram.
Hari Kedua hingga Keempat: Muaddib menugaskan murid untuk melalui serangkaian proses literasi dan diskusi, meliputi membaca referensi primer, berdiskusi, hingga membuat mind-map (peta pemikiran).
Hari Kelima: Fokus pada public-speaking dalam bentuk presentasi materi dalam bentuk slide (Canva) yang didokumentasikan dalam bentuk rekaman video dengan kualitas gambar dan suara yang baik, dan diupload di Telegram.
Hari Keenam:Murid menuliskan poin-poin pemikiran yang diperolehnya selama sepekan berinteraksi dengan sebuah rubu’ dalam bentuk tulisan ilmiah dengan standar yang sama seperti: 1) Sebuah paragraf terdiri atas 3 kalimat; dan 2) Dilengkapi dengan referensi tafsir primer. Tulisan dibuat berdua, yang dipimpin oleh penulis pertama. Muaddib/ah kemudian memilih mana tulisan yang terbaik dari grup yang ada dan tulisan terpilih menjadi isi dari sebuah bab dari buku tadabbur yang ditulis bersama. Tulisan bisa dilengkapi dengan ide dan gagasan dari tulisan yang lain.
Hari Ketujuh: Murid membaca bahan-bahan untuk Rubu’ kedua melalui buku yang ditulis Muaddib/ah, memuraja’ah hafalan dan menguasai terjemahan per kata.
B.1 Contoh Implementasi Pada Bahan Ajar Untuk Rubu’ 1
HARI SELASA: SIFAT MUKMIN (AYAT 1-5)
Judul: “Jadi Remaja Mukmin Yang Keren!”
Arahan Allah (Nasihat Tuhan):
“Al-Qur’an ini nggak ada keraguan, jadi pedoman buat yang mau jadi baik!” (Ayat 2).
Allah kasih tips: ✓ Percaya hal ghaib (seperti malaikat, surga). ✓ Rajin shalat & sedekah (Ayat 3).
Ide Keren buat Kamu (Pemimpin Muda):
Jadi ketua kelas yang jujur → Kayak mukmin, janji harus ditepati!
Bikin proyek sosial (contoh: galang donasi buat teman yang kesusahan).
Motivasi & Program Harian:
Challenge 1 Hari: Shalat tepat waktu + kasih sedekah ke teman (walau cuma Rp5.000).
Motivasi: “Allah janji surga buat mukmin—kamu bisa mulai dari sekarang!”
Kaitan Pelajaran IPS:
Sosiologi: Orang bertakwa bikin lingkungan lebih damai (kayak OSIS yang solid).
Ekonomi: Sedekah = investasi kebaikan (seperti nabung untuk masa depan).
Kaitan Sains Alam:
Fisika: Ghaib = kayak gravitasi, nggak kelihatan tapi ada efeknya!
Biologi: Otak orang beribadah lebih tenang (produksi hormon bahagia).
HARI RABU: SIFAT KAFIR (AYAT 6-7)
Judul: “Hati-hati, Jangan Kayak Orang Kafir!”
Arahan Allah (Nasihat Tuhan):
“Hati orang kafir dikunci, kayak HP yang nggak bisa nerima sinyal!” (Ayat 7).
Ide Keren buat Kamu (Pemimpin Muda):
Jangan sok tahu! → Mau belajar hal baru (kayak ilmu teknologi).
Jauhi toxic people yang suka merendahkan agama/orang lain.