Info Sekolah
Minggu, 18 Mei 2025
  • SMP Adab: Melahirkan Generasi Emas Khalifatun fil Ardh
  • SMP Adab: Melahirkan Generasi Emas Khalifatun fil Ardh
29 Maret 2025

Sambutan Yayasan | Pendidikan Adab Amanah Konstitusi

Sab, 29 Maret 2025 Dibaca 22x

Alhamdulillah, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lahir “Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur.” Shalawat beriring salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya (ahlul bait-nya), shahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti Sunnah beliau hingga Hari Akhir kelak.

Standar pandangan hidup adalah dasar dari semua standar yang akan digunakan dalam menyelenggarakan pendidikan. Standar ini akan menentukan keunikan dan nilai (value) sebuah sekolah. Hal ini karena sejatinya tidak ada yang netral dan bebas nilai (value-free). Sekolah pasti tetap terikat dengan nilai tertentu (value-laden).

Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia 1945 mengamanatkan negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. UUD Negara Republik Indonesia 1945 mengamanatkan usaha dan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional yang fokus pada meningkatkan iman, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan akhlak mulia. Pancasila (Lima Sila) diperkenalkan sebagai Dasar Negara pertama kali disampaikan oleh Presiden Soekarno pada 01 Juni 1945 (dengan redaksi yang berbeda dengan hari ini), dan kemudian dilanjutkan dengan redaksi yang kita kenal hari ini oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada 18 Agustus 1945 dengan redaksi seperti yang kita hayati hari ini, minus 7 kata: “… dengan kewajiban melaksanakan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”

Bersyukurlah bahwa Indonesia memiliki Pancasila sebagai dasar negara. Hal ini karena kelima sila tersebut disepakati bermuara pada Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, selama bangsa dan negara Indonesia melandaskan seluruh pandangan hidupnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah Yang Maha Besar, maka pada saat itu, Pancasila telah menyatu dalam jiwa bangsa dan negara. Islam sebagai agama yang dianut mayoritas warga negara di Indonesia mengawali ajarannya dengan: Qul Huwa Allaahu Ahad (Ajarkanlah wahai Muhammad SAW: Dialah Allah Yang Satu: Ketuhanan Yang Maha Esa). Sejak saat itu, causa prima dari Pancasila adalah Sila Pertama ini, yang kemudian berkonsekuensi logis agar seluruh rakyat Indonesia tidak sekedar Bertuhan Kepada Tuhan Yang Satu (Ahad), namun juga siap tunduk kepada Kalam-Nya. Hal ini karena mereka yang hanya mengenal Tuhan namun tidak tunduk kepada-Nya, sering disebut teistik agnostik.

Setiap umat beragama di Indonesia seharusnya memiliki keyakinan dan keimanan atas Kitab Suci yang datang dari Tuhan Yang Maha Esa. Demikian pula tentunya umat Islam sebagai umat mayoritas di NKRI, beriman kepada Al-Qur’an, sebagai Kalamullah, yang berkonsekuensi logis siap dan penuh kepasrahan (the true submission) untuk diatur oleh Al-Qur’an. Maka, siapapun dari kaum muslimin yang tunduk kepada Al-Qur’an, maka ia tunduk kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan dengan demikian ia telah menegakkan Pancasila sebagai Dasar Negara.

Sangat wajar kemudian jika nilai-nilai Islami ditemukan dalam hampir seluruh peri kehidupan bangsa. Hal ini karena setiap umat Islam hidup dengan menghidupkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajarannya yang suci yang bersumber pada Kitabullah (Al-Qur’an), Sunnah Rasulullah SAW (Al-Hadits), Kesepakatan para Ulama (Ijma’ dan Qiyas). Pada titik ini, pandangan hidup Islami (Islamic Worldview) tumbuh dan berkembang dengan baik di Indonesia dengan Pancasila sebagai dasar pertumbuhan dan perkembangannya secara konstitusional.

Secara tegas bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang netral, tapi bangsa yang memilih untuk berposisi, dalam hal ini memutuskan untuk berposisi sebagai bangsa yang beragama. Konsekuensinya adalah bangsa ini berposisi untuk ber-Tuhan, dalam pengertian mengenali hakikat Tuhannya secara mendalam, yakni Allah SWT, dan kemudian bersegera untuk secara tulus dan ikhlas, tunduk kepada seluruh bimbingan dari Allah SWT. Pilihan ini kemudian semakin membuka pintu kesadaran yang mendalam bagi bangsa bahwa ternyata hanya dengan mengikuti bimbingan Allah SWT sajalah kita akhirnya mengetahui bagaimana mewujudkan keempat sila selanjutnya, dimulai dengan sila ke-2 Pancasila: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yang penegakannya ada pada dunia pendidikan.

Dari Sila Pertama inilah bangsa Indonesia memiliki pedoman bagaimana melahirkan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, bukan Kemanusiaan yang humanis, karena humanis hanyalah orang-orang yang mempercayai bahwa persoalan manusia baru akan selesai dengan sempurna jika manusia hanya berkiblat pada akalnya semata dan tidak berpegang pada ajaran agama, sehingga jelas bahwa Humanisme berhadap-hadapan secara diametral dengan Pancasila. Sila Kedua Pancasila sejatinya hari ini berhadap-hadapan langsung dengan konsep humanisme Barat. Ketika Barat mengembangkan ajaran humanisme (kemanusiaan yang tidak mau tunduk kepada Tuhan), justru Indonesia menegaskan kemanusiaan yang tunduk kepada Tuhan, dan karenanya menolak menegasikan Tuhan (humanis) atau teistik agnostik. Bangsa Indonesia telah memilih untuk memposisikan Tuhan sebagai sentral utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila juga memasukkan banyak kosa kata kunci yang wajib dijaga penafsirannya sebagaimana sumber kata itu berada. Kosa kata ‘adil’, ‘adab’, ‘ra’iyah (rakyat)’, ‘hikmat’, ‘musyawarah’, dan ‘mufakat’, pada faktanya hanya ditemukan di antara Kitab Al-Qur’an dan As-Sunnah. Memahami makna holistik dari kata-kata tersebut dengan demikian tidak bisa terlepas dari sumber darimana kosa kata tersebut berasal.

Kosa kata ‘adab’ misalkan, tidak dapat dimaknai sesederhana sekedar sopan santun, moralitas, karakter atau berbudi pekerti. Al-Qur’an dan As-Sunnah memiliki maknanya yang mendalam dan holistik, sehingga proses pendidikan berbasis adab (ta’dib) telah meliputi proses tadrista’lim, dan tarbiyah, atau sekedar tadrib. Dibutuhkan penafsiran yang komprehensif, diambil langsung dari sumber utamanya dan merunut pembahasan para sarjana (scholar) atas kosa kata tersebut dalam sejarah peradaban.

Proses pendidikan yang diselenggarakan untuk melahirkan manusia beradab, tentu jauh berbeda dengan proses pendidikan yang ditujukan sekedar mewujudkan tenaga kerja (buruh) bagi perusahaan milik orang lain, dan tentu jauh berbeda pula dengan proses pendidikan yang diniatkan sekedar mengantarkan murid agar lulus di perguruan tinggi negeri/swasta (PTN/PTS). Hal ini karena dunia pendidikan berbasis adab, bukan sekedar lembaga training ataupun lembaga bimbingan belajar (bimbel).

Dengan cara pandang filosofis seperti inilah bangsa Indonesia akan dapat menemukenali secara utuh:

  1. Apa realitas persoalan bangsa hari ini yang sesungguhnya?
  2. Apa akar dari semua problematika yang menjerat bangsa dan negara hari ini?
  3. Bagaimana mengelompokkan masalah-masalah tersebut dalam kategorisasi yang akan memudahkan pemetaan masalah?
  4. Ke arah mana tantangan yang dihadapi ini akan bermuara?
  5. Bagaimana tahapan solusi yang bisa dilaksanakan dengan menetapkan skala prioritas yang tepat?

Semua pertanyaan di atas tentu akan mudah teridentifikasi juga tersolusikan jika bangsa ini memiliki cara pandang yang komprehensif bukan parsial atau semata-mata bersumber pada akal (logika rasional). Cara pandang yang komprehensif itu akan selalu berawal dengan menemukenali bimbingan Allah SWT, Dzat Yang Menganugerahkan akal kepada setiap manusia, sehingga akal manusia mampu mengembangkan solusi yang tidak biasa-biasa saja, tapi solusi yang luar biasa. Hal ini karena akal berpikir dengan panduan yang mampu membawanya keluar dari batasan-batasan pengalaman hidupnya.

Sekali lagi, bersyukurlah sebagai seorang Muslim yang memiliki ajaran Islam yang sejalan dengan fitrah manusia. Ajaran Islam hadir untuk membantu manusia menemukenali hakikat fitrah dirinya dan memberi panduan bagaimana mengembangkan fitrahnya dengan benar. Berawal dari mengenali fitrah dirinya, berlanjut pada memahami tugas-tugasnya secara pribadi dan secara kebersamaan, berkolaborasi dengan beragam pihak. Terjawab kemudian bagaimana berabad-abad lamanya dunia menikmati kepemimpinan Islam, khususnya pada rentang periode abad ke-6 Masehi hingga abad ke-13 Masehi, menjadi sejarah kepemimpinan luar biasa berbasis agama yang menghadirkan rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin).

Tergerak untuk berkontribusi membantu negara dalam mengatasi setiap tantangan di atas, Yayasan Adab Insan Mulia yang berdomisili di Kota Depok, Jawa Barat, memulai usaha sadar dan terencananya dengan mendirikan sebuah Lembaga Pendidikan Berbasis Adab dimulai dengan jenjang SD (Sekolah Dasar) di tahun 2019 dengan sistem Half Day School (non-Boarding), yang diberi nama Sekolah Adab Insan Mulia (SekolahAdab.ID), berlokasi di Ruko Perum Exclusive No. 3, Tanah Baru, Beji, Depok. Setelah berjalan selama 6 (enam) tahun, dan berhasil mencapai target-target yang direncanakan, maka di tahun 2025, perjuangan ilmiah dilanjutkan dengan memulai jenjang SMP-SMA (Sekolah Menengah Pertama dan Atas) dengan narasi 6 (enam) tahun.

Sekolah Adab didirikan karena didorong oleh keinginan luhur untuk turut berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang dibangun di atas keimanan, ketakwaan dan akhlak yang mulia. Dengan demikian Sekolah Adab menjadi sebuah upaya serius bagaimana menurunkan amanat Pembukaan UUD 1945, amanat UUD 1945 dan konsekuensi ber-Pancasila yang diturunkan dalam usaha sadar dan terencana untuk tujuan utama lahirnya generasi yang ber-Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

SekolahAdab.ID dikembangkan di atas pondasi ilmiah yang bersifat open-mind dan holistik, menggunakan 9 (sembilan) standar Supervisi Pendidikan yang saling terkait berawal dari rujukan Konstitusi Negara hingga tentu korelasinya dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) murid. Desain ini ditujukan agar lahir generasi yang luar biasa, bukan generasi yang biasa-biasa saja. Indonesia harus siap menjadi pemimpin peradaban dunia dan turut berkontribusi dengan segala keragaman kekayaan yang dimilikinya termasuk keragaman bakat dan potensi generasinya untuk merawat serta memakmurkan bumi yang lestari menuju Ridha Ilahi Rabbi yang menitipkan amanah kepada manusia sebagai Khalifatun fil Ardhi.

SekolahAdab.ID didirikan sebagai tesis untuk menjawab seluruh tantangan pendidikan di Indonesia dengan mengambil sanad pemikiran adab dan peradaban dari Syed Muhammad Naquib al-Attas, sebagai pemikir Pendidikan Islam Abad ke-21 yang otoritatif di dunia. Selanjutnya, SekolahAdab.ID dikembangkan berbasis kurikulum merdeka dan kreatif yang selaras dengan target utama Kurikulum Kemendikbud yang dikembangkan berbasis Tadabbur Al-Qur’an dan Islamic Worldview, di bawah pengawasan aktif Dr. Wido Supraha, ST., M.Si. (Dosen Supervisi Pendidikan Islam dan Kepala Pusat Studi Sains Sekolah Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor).

SekolahAdab.ID didirikan dengan semangat amal jama’i (gotong royong) antara Yayasan, Wali Murid dan Masyarakat. SekolahAdab.ID fokus pada pengembangan berbasis wakaf umat dan diselenggarakan dengan niat mulia untuk mewujudkan manusia paripurna, a good man (Muslim Kaffah) dengan 11 (sebelas) target capaian. Oleh karenanya, SekolahAdab.ID memilih berjuang menjadi Sekolah Model atau Sekolah Percontohan bagi Indonesia, dalam menjawab tantangan pendidikan di atas, melalui 9 (sembilan) instrumen Supervisi Pendidikan yang bersifat holistik. Perjuangan berikutnya adalah membangun jaringan sekolah berbasis adab di seluruh Indonesia dengan mengundang para penggerak pendidikan yang telah bersepakat dengan narasi SekolahAdab.ID dengan basis amal jama’i juga. SekolahAdab.ID dengan demikian terus berjuang mengomunikasikan ide dan gagasannya serta membagi pengalaman baiknya dalam pola penyelenggaraan pendidikan yang efektif dan terukur kepada banyak institusi pendidikan, baik sekolah maupun pondok pesantren di Indonesia. Seluruh dokumentasi kinerja SekolahAdab.ID dapat dilihat pada 2 (dua) official website: sekolahadab.ID, adabinsanmulia.org, wakafbareng.ID, dan AIMHumanity.ID.

Ttd.

Pembina Yayasan Adab Insan Mulia | Dr. Wido Supraha, M.Si.


Sekolah Adab Insan Mulia

🌐 Official Website: SMPAdab.ID
🌀 Telegram: @sekolahadab
💠 FB: @adabinsanmulia
💢 IG: @sekolah_adab
🐦 Twitter:@adabinsanmulia
🎥 YouTube: @AdabTVOnline
📲 WA: SekolahAdabGuru

🏬 Lokasi Pembelajaran: Depok
📋Profil dan Informasi Pendaftaran
🤷🏼‍♂️ Testimoni Orang Tua
📕 Penjelasan Kurikulum

📞 Admin: wa.me/6287726541098

Artikel Lainnya